Saturday, September 24, 2016

PERJUANGAN KI BAGUS RANGIN



PERJUANGAN KI BAGUS RANGIN
MENENTANG KOLONIAL BELANDA
1805 – 1818

R.A. Opan Safari Hasyim

1.      Asal Usul Ki Bagus Rangin
Menurut Kurtani, Bagus Rangin terlahir dengan nama Pangeran Bagus Kerarangin. Dia lahir di Bantarjati, ayahnya bernama Pangeran Bagus Gara. Namun Ibunya tidak diketahui namanya. Menurut sumber-sumber di Mertasinga nama Bagus Rangin adalah nama samara. Menurut sumber lokal di desa Jatitujuh Bagus Rangin lahir pada tahun 1761 di desa Bantarjati, ayahnya bernama Ki Buyut Sentayem atau Buyut Tayem (Teyom).
Bagus Rangin belajar agama pada ayahnya, kemudian melanjutkan pendidikannya dengan menjadi santri di Pesantren milik Buyut Asrafudin (Pangeran Muhamad Asrofudin) di Congeang. Pangeran Muhamad Asrofudin adalah putra dari Sunan Sepuh IV, Sultan Amir Sena Zaenudin. Dia keluar dari Kraton Kasepuhan setelah tewasnya Sultan Muhamad Shofiudin (Matangaji) pada tahun 1786. Dalam naskah silsilah yang ditulis R. Khalil Abdulah, R. Achmad Dahlan dan R. Chafid, Bagus Rangin masih merupakan keturunan dari Pangeran Arya Panengah Abu Hayat Suryakusuma atau lebih dikenal dengan Pangeran Suryanegara. Pangeran Zaenudin yang bersama kakaknya (Sultan Muhamad Shofiudin Matangaji) memberontak kepada kolonial Belanda. Pangeran Suryanegara menikah dengan Ratu Arya Jamaliyah ( Putri dari Syeikh Muhyidin / Buyut Muji). Pernikahan keduanya melahirkan seorang putra yang bernama Pangeran Jayanegara Awal (Pangeran Wijayanegara). Pangeran Wijayanegara kemudian dikenal dengan nama Syeikh Idrus. Pangeran Jayanegara Awal kemudian berputra Pangeran Sukmadiningrat atau lebih dikenal dengan nama samarannya Ki Bagus Arsitem atau Buyut Arsitem.
Selain terhubung dengan nama tokoh-tokoh yang terkait dengan perlawanan-perlawanan sebelumnya Ki Bagus Rangin juga merupakan keponakan dari Ki Bagus Serit[1]. Saudara-saudara Ki Bagus Rangin yang membantu perlawanan terhadap pemerintah Kolonial Belanda. Mereka adalah:
1)      Ki Bagus Seja
2)      Ki Bagus Sena
3)      Ki Sura Persanda
4)      Ki Bagus Kandar
Berikutnya adalah petikan silsilah dari Ki Bagus Rangin berdasarkan catatan dari R. Kholil Abdulah, R. Achmad Dahlan dan R. Chafid.




      Perjuangan Ki Bagus Rangin
Perjuangan Ki Bagus Rangin melawan pemerintah Kolonial Belanda, tidak bisa dilepaskan dengan perang-perang sebelumnya. Dari beberapa peristiwa perang yang terjadi di Cirebon, ada benang merah yang dapat menghubungkan antara satu perang dengan perang yang lainnya. Perang yang pertama kali meletus adalah serangan pemerintah Kolonial Belanda yang meluluh lantakan Gua Sunyaragi, sebagaimana diceritakan oleh Wiryana, dalam upaya mempertahankan tempat ini (Sunyaragi) tidak sedikit prajurit Cirebon yang gugur, bahkan Sultan Matangaji pun ikut menjadi korban keganasan senjata pasukan Belanda, beliau gugur pada tahun 1787M (Wiryana, 1997: :48).
Menurut sumber lain, seperti naskah Babad Mertasinga, Perlawanan Sultan Matangaji tidak hanya berakhir di Sunyaragi, namun sang Sultan bersama dengan Pangeran Suryanegara berhasil menyelamatkan diri. Sultan Matangaji pergi ke desa Matangaji untuk menyiapkan perlawanan. Perlawanan Sultan Matangaji dilakukan dengan cara gerilya. Pangeran Suryanegara membalas serangan mendadak Pemerintah Kolonial Belanda di Kampung Kebon Panggung Pasar Balong kota Cirebon pada periode 1786 – 1791. Dengan rombongan kesenian Ketuk Tilu / Tayuban yang dipimpin oleh anak buah Pangeran Suryanegara yang bernama Ki Rabid. Ki Rabid dan anak buahnya menyerang pejabat pemerintah colonial dan pasukannya ketika mereka sedang mabuk menikmati alkohol dan kecantikan penari tayub.
Strategi yang dijalankan oleh Sultan Muhamad Shofiudin (Matangaji) dan Pangeran Suryanegara hampir memiliki kesamaan. Persamaan tersebut adalah:
1)      Perang dilakukan secara gerilya, dengan memanfaatkan penguasaan medan.
2)      Menggunakan kesenian ketuk tilu atau tayuban.
3)      Strategi kamuflase dan jebakan menjadi adalan untuk menghancurkan musuh.
Ketiga cara tersebut juga dilakukan oleh Ki Bagus Rangin dalam melawan pasukan Kolonial Belanda dan orang-orang pribumi yang pro Kolonial.
Pertempuran di Bantarjati, Majalengka juga menggunakan dengan strategi tersebut; Ki Bagus Rangin memerintahkan anak buahnya untuk membuat lengkungan janur, memasang umbul-umbul merah dan kanting pohon beringin. Setiap lengkung janur dijaga oleh tiga orang prajurit, ada dupuluh lengkung janur yang dipasang sebelum menuju tenda. Setiap jengkal jarak antara satu tenda dengan yang lainnya dijaga lima puluh prajurit yang tidak terlihat. Ditenda agung ini pusat kekuatan Ki Bagus Rangin bersembunyi sementara didalam tenda para penari dan penabuh gamelan semuanya adalah prajurit Ki Bagus Rangin sibuk memainkan pertunjukan.
Strategi tersebut diatas oleh Ki Bagus Serit disebut Gelar Buaya Mangap. Sebagaimana disebutkan dalam naskah babad Wiralodra (Dermayu). Ki Bagus Serit berbicara, “anakku semuanya, sebab itu jangan terburu-buru melawan, yang dibelakang, tunggulah nanti, jam sepuluh waktu gelap, tidak terlihat, kemudian diserang prajurit setelah sampai jam sepuluh, barisan orang-orang kuliyan dan bantarjati, meledak perang pupuh, dikepung buaya menganga”. Gelar Perang Buaya Mangap tersebut cukup efektif dalam menaklukan musuh. Banyak prajurit dari Indramayu yang terbunuh Patih Astrasuta juga menjadi korban keganasan strategi tersebut.
Raden Benggala sebagai Ngabehi Dalem Indramayu yang berkuasa pada sekitar tahun 1800-an meminta bantuan Sultan Sepuh Raja Udaka (1815-1845). Kemudian Sultan Sepuh Raja Udaka meminta bantuan pemerintah Kolonial di Batavia, akhirnya pasukan gabungan pemerintah Kolonial, pasukan dari Kraton Kasepuhan dan pasukan dari Indramayu dapat mengepung pasukan Ki Bagus Rangin. Pertempuran tidak berimbangpun terjadi begitu sengit. Pasukan Ki Bagus Rangin banyak yang tewas begitu pula sebaliknya. Ki Bagus Rangin sendiri akhirnya berhasil meloloskan diri dari kepungan pasukan gabungan tersebut. Ki Bagus Serit juga berhasil meloloskan diri. Namun nasib kurang beruntung dialami oleh Ki Bagus Seja dan Ki Bagus Kandar. Keduanya berhasil ditangkap pasukan Ngabehi Dalem Indramayu. Kemudian atas persetujuan pemerintah kolonial keduanya tahanan tersebut dibawa ke Batavia.
Pencarian terhadap buronan Ki Bagus Rangin dan pamannya Ki Bagus Serit terus dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan Pemerintah pribumi yang pro terhadap kolonialisme Belanda. Desa Bantarjati, Biawak dan Jatitujuh disisir dan di obrak-abrik pasukan gabungan Kolonial dari Batavia, Cirebon dan Indramayu. Seluruh rumah dan fasilitas umum yang ada di desa itu dibakar habis. Anak-anak dan wanita juga dibawa ke Indramayu untuk dijadikan tahanan. Namun Ki Bagus Rangin dan Ki Bagus Serit tidak ditemukan, ada kabar dari pasukan telik sandi Indramayu bahwa Ki Bagus Rangin ada di Desa Kedongdong (sekarang wilayah kecamatan Susukan). Ki Bagus Rangin dan Ki Bagus Serit di duga sendang menyusun kekuatan di desa Kedongdong tersebut.
Menurut Hardjosaputra, pasukan kolonial melakukan operasi militer di desa-desa yang dianggap menjadi tempat persembunyian musuhnya. Naas menimpa Ki Bagus Rangin, pada tanggal 27 Juni 1812 ia tertangkap oleh musuh di Panongan. Tanggal 12 Juli 1812 Bagus Rangin dihukum mati ditepi sungai Cimanuk dekat Karangsembung (Hardjosaputra, Sobana, 2014; 8).
Sumber-sumber local dari babad Mertasinga dan babad Darmayu, Ki Bagus Rangin masih hidup dan menjadi salah satu pahlawan di perang Kedongdong. Berikut ini adalah catatan dari Ki Marsita S. Adhikusuma yang diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat sekitar desa Kedongdong.
Pada pertengan tahun 1817 di Balemangu Kedongdong diadakan perundingan membahas rencana pemberontakan melawan pemerintah penjajah Belanda. Pertemuan itu dihadiri oleh:
1)      Ki Bagus Rangin, Mantan Panglima Perang Keraton Kanoman
2)      Ki Bagus Serit, Mantan Panglima Perang Keraton Kacirebonan
3)      Ki Arsitem, Mantan Senopatih Keraton Kasepuhan
4)      Ki Kuwu Sarmen, Kuwu desa Kedongdong
5)      Ki Kuwu Berong, Kuwu desa Gintung Kidul
6)      Ki Kuwu Raksa Penanga, Kuwu Desa Wiyeng
7)      Ki Kuwu Ganisem, Kuwu Desa Nambo Tangkil
8)      Ki Buyut Kinten, Sesepuh desa Kedongdong
9)      Ki Bela Ngantong, Sesepuh desa Gintung Kidul
10)  Ki Beber Layar, Sesepuh desa Gintung Kidul
11)  Ki Buyut Salimudin, Sesepuh desa Wiyong

3.      Strategi Perang Yang Digunakan Dalam Pertempuran
Dalam menghadapi musuh, Ki Bagus Rangin dan pasukan santri menggunakan strategi atau gelar perang. Ada dua jenis perang yang dihadapi oleh laskar Bagus Rangin atau laskar santri. Jenis perang yang pertama adalah perang gerilya. Dalam perang gerilya gelar yang digunakan adalah gelar Gasiran. Gelar Gasiran ini dalam cerita perangjaya pernah digunakan oleh Senopatih Aswatama putra Mahadwija Dornacharya. Strategi Gasiran adalah dengan cara menyusup ke pusat pertahanan lawan dengan cara menunggu kelengahan lawan, kemudian lawan diserang dengan cara mendadak setelah itu pelaku serangan menghilang.
Para pejuang Cirebon sering menggunakan gelar Gasiran ini untuk melemahkan sistem pertahanan kompeni Belanda. Sasaran yang diserang adalah gudang penyimpanan harta benda dan makanan. Harta benda dan makanan yang dicuri dari pemerintahan kolonial Belanda dengan sistem culture stelsel-nya diambil kembali oleh para pejuang untuk dibagikan kepada rakyat yang sengsara akibat ulah kompeni ini. Pelaku dari gelar gasiran ini sering disebut oleh musuh dan masyarakat dengan sebutan maling durjana. Ki Bagus Rangin sendiri tidak luput dari julukan itu. Sebagaimana disebutkan dalam naskah sejarah Wiralodra (Dermayu) yang mengatakan bahwa, “anggene jaya durjana // kadang wismanipun // putrane purwadinata // saking susah ribute wong Negara // waton malih ingkang warta // tiang ngeraman sampun siyagi // makumpulaken tiyang wong desa // bantarjati // anang pernake biawak jatitujuh // tiang kulincar lan panca ripis // sesek katahipun tiang // sangking pitungatus // juragane bagus kandar bagus rangin // surapersabda niki // bagus seja lan bagus sena//.
Jenis perang yang kedua adalah perang terbuka. Dalam perang terbuka ada beberapa gelar perang yang pernah diterapkan. Diantaranya adalah:
  1)      Buaya Mangap
Gelar perang yang pertama adalah gelar perang Buaya Mangap.  Gelar ini pernah digunakan di Bantarjati ketika melawan pasukan kompeni Belanda dan pasukan dari Indramayu. Disetiap janur kuning yang menuju tenda disiapkan tiga orang prajurit. Jumlah janur kuning yang menuju tenda ada dua puluh janur. Disetiap sasaknya dijaga lima puluh orang prajurit. Disekeliling tenda disiapkan parjurit inti yang bersembunyi dan akan keluar menunggu perintah komando. Jebakan bentuk buaya mangap ini dapat menghancurkan seluruh musuh.

2)      Tutup Kembu
Tutup kembu adalah wadah ikan hasil tangkapan memancing. Gelar perang tutup kembu adalah gelar perang untuk menjebak musuh, pintu masuk (penutup) adalah sungai Ciwaringin, lingkaran jebakan ada disekitar tegalan yang sekarang disebut Palebon (kebon) Tiang.

      •  Ki Bagus Serit, Ki Kuwu Sarman, Buyut Bala Ngantong dan anak buahnya berada di barisan timur menghadapi pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Mulder.
      •  Ki Bagus Rangin, Ki Kuwu Berong dan Ki Buyut Beber Layar beserta anak buahnya berada di lingkar utara menghadapi devisi pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Le Couvreur.
      •  Ki Bagus Arsitem, Ki Kuwu Raksa Penanga, Ki Buyut Salimudin berserta anak buahnya berada di lingkar selatan berperang melawan pasukan yang dipimpin Kapten Van Bent.
      • Ki Buyut Kinten, Ki Kuwu Ganisem, Ki Buyut Singunala dan pasukannya berada dipintu masuk / tutup kembu yang berada disekitar sungai Ciwaringin. Pasukan yang dihadapinya dipimpin oleh Letnan Van Steenis.

Menurut KH Zamzami Amin, gelar perang tutup kembu ini sangat efektif menghadapi lawan. Musuh masuk dalam lingkaran jebakan tutup kembu ini dan tidak ada yang berhasil keluar dengan selamat. Lokasi perang tersebut sekarang berada di sekitar Palebon Tiang, tiang artinya tempat masuknya tentara musuh. Disekitar Palebon ini berdiri suatu monument yang ditumbuhi dua buah pohon jati atau dalam bahasa Cirebon disebut Jatiro (jati loro). Jatiro atau jatira juga berarti sejatinya darah.

3)      Gelar Suluhan
Gelar perang suluhan adalah gelar perang yang dilakukan pada waktu malam hari. Gelar ini pernah dicatat oleh Ki Konjen dan Ki Siti Siwan (1896 – 1946) dalam naskah Brahmakawi Perang Jaya. Pada episode Perang Jaya Suluhan. R. Gatotkaca merupakan inisiator dari gelar perang ini. Dalam gelar perang suluhan Raden Gatotkaca diperintahkan untuk memancing senopati kurawa, yaitu Adipati Karna untuk menggunakan senjata pamungkasnya. Senjata Panah Kontawijayadanu dilepaskan Adipati Karna untuk mengakhiri perlawanan Gatotkaca. Kemenangan atas gugurnya Gatotkaca disambut gembira oleh pasukan kurawa. Namun Adipati Karna sangat sedih dengan kemenangannya, sebab keesokan harinya ketika berhadapan dengan Arjuna, yaitu musuh yang lebih penting yang harus dihadapinya, Karna tidak memiliki senjata sakti yang dapat melawan Pasopati. Pasopati adalah senjata milik Arjuna. Didalam lakon jaya tandingan ini senopati karna tewas ditangan Arjuna.
Petikan adegan perang diatas yang menggunakan gelar perang jaya suluhan, juga digunakan oleh para pejuang untuk melawan Belanda. Pada awal Januari 1818 Residen Servatius menugaskan Letnan Veerden berjaga di jembatan Ciwaringin untuk menahan gerakan pemberontak pimpinan Ki Bagus Serit. Pada waktu itu gelap gulita para pejuang menyalakan obor pertama di situs Pedamaran, kemudian dari arah tegalan muncul ribuan kunang-kunang. Kunang-kunang ini terlihat oleh pasukan oleh pasukan kolonial pimpinan Letnan Veerden seperti titik-titik api. Mereka menduga itu adalah segerombolan pasukan pemberontak yang akan menyerang. Letnan Veerden memerintahkan pasukannya untuk menembak dengan meriam sebanyak 4 kali setelah dentuman meriam itu disusul dengan tembakan, dalam keadaan panik pasukan kompeni terus menembakkan peluru sampai habis. Ketika peluru mereka habis dari arah selatan datang pasukan pejuang yang menyerang mereka dari arah belakang, pasukan kompeni berhamburan lari menuju arah utara, ke arah timur dan barat. Kebetulan tempat itu banyak ditumbuhi pohon tebu. Kemudian para pejuang yang berada di arah tempat pelarian kompeni membakar kebun tebu itu. Tidak ada satupun pasukan kompeni yang selamat dari jebakan para pejuang Cirebon. 
Kejadian pertempuran di Pedamaran ini masih dikenang oleh keluarga besar Martasinga, Ciwaringin, dan penduduk sekitar desa Kedongdong. Tempat penyalaan obor pertama disebut sekaran dan  diabadikan menjadi situs Pedamaran. Para pejuang Cirebon seperti Ki Bagus Rangin dan lain-lainnya sangat menguasai medan perang dan strategi perang yang dipelajarinya dari literatur Perang Parit (Khandaq) Prakarsa Sulman Al Farisi seorang sahabat Nabi Muhammad. Selain itu juga para pemimpin perjuangan di Cirebon juga mempelajari strategi perang yang digunakan dalam Perang Jaya (Bharatayudha). Ki Konjen dan Ki Gedog dan tokoh dalang-dalang lainnya adalah seniman yang aktif mensosialisasikan propaganda anti kolonialisme. Pemerintah kolonial juga pernah memberlakukan larangan para dalang untuk melakokan episode Bharatayudha atau lakon Perang Jaya


[1] Naskah Babad Dermayu (Wiralodra) yang ditulis pada tahun 1913. Naskah tersebut ditransliterasi oleh R. Syarief Rohani Kusumawija tahun 1957 dan R. Syarief Zaenal Asyikin Tirtawijaya 1977.

45 comments:

  1. Kalau boleh saya mau copy, terima kasih buat pelengkap ceria, mks http://nurussyahid.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Kang Hari punteun pisan sy ikut berpendapat.
    Sya gererasi ke 7 Bagus Serangin. Buyut sya itu punya nama banyak utk mengelabuhi belanda dan ikut para leluhurnya punya nama lebih dari satu. Bagus Serangin/Sapuangin/syekh alimudin/Raden Kerarangin itu putranya Pangeran Atas Angin/ki Kaduagung/Sentayem/Senteyom. Pangeran Atas Angin merupakan putra Pangeran Tambak Baya/Rama Buyut Warida cisambeng memiliki rama Pangeran Maulana Syarif Arifin bin Pangeran Walangsungsang/Syekh Maulana Akbar bin Raden Pemanah Rasa/Prabu Silihwangi. Jadi Rade Kerarangin generasi ke 6 Prabu Silihwangi. Saya punya silsilah lengkap. Sya pun punya runutan silsilah dengan kakanya Bagus Serangin yaitu Bagus Bangin. Sya Sasmita bin thursina bin Darsa bin Asli bin Kadong bin Dales bin Bagus Bangin. Sya Sasmita bin Thursina bin Seriah binti Saju bin Lasim bin Nurman bin Bagus Bangin. Kalo ada nama yg berkaitan dengan keraton kasepuhan juga kanoman itu kaitan dg pihak kekerabatan mertua dan keluarga besar putra putri cirebon dan keluarga besar Sribaduga Maharaja/Prbu.Silihwangi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang betul menurut beberapa sumber Ki Bagus Rangin adalah nama samaran, beliau memiliki banyak nama dengan tujuan untuk mengelabuhi pihak musuh. terima kasih atas komen dan informasinya.

      Delete
    2. Sampurasun,,,, ang karuhun pajajaran
      Manawi teu ka abotan pribados nyuhunkeun nasab silsillah ki bagus rangin, wargi2 mantena oge nami2 putrana.

      Hatutnuhun sateuacana kana kasaenana!

      Delete
    3. punteun Kng Dian putra pertama buyut bagus serangin adalah Raden Nurman/buyut menur desa ampel. putrinya yg di kenal adlh ratu cilihwidarasari/buyut santi, waktu perang saudara dg keturunan wiralodra II tenda prajurit ad di lohbener dan buyut santi ada di tempat sekarang jadi desa widasari asal kata ratu ciliwidarasari. buyut Rd Nurman puputra buyut Rd Lasim puputra buyut Rd Saju puputra Rd Seriah puputra Rd Thursina dan saya. Buyut santi makamnya ad di bojong desa gadel deket dg makam buyut ratu sunue/winaon putri buyut gunungjati. ratu sunue ini istri pangeran atas angin. itulah kenapa paraputra pangeran atas angin menggunakan nama "bagus" karena masih darah ratu kaunganten binti sangyang surasoan banten girang.putra pangeran atas angin; 1. Bagus Bangin 2 Bagus Serangin 3 Bagus Selimar 4 Bagus Serit.

      Delete
    4. Saya mau ingin tau banyak tentang silsilah asal usul kakek buyut saya krna ada beberapa sebab...Soalnya kakek buyut saya menyebutkan bhwa ktrunan dr ki sapu angin dulu tinggalnya di kmpung usar skrg di jawa timur .. apa saya boleh minta kontak yg bisa dihubungi? Mungkin kita juga masih keluarga.. bisa lewat nomer wa saya 081230560545

      Delete
  3. Saya mau tanya, semoga agan2 ada yg tau. pada nama lengkap keluarga saya, ada kata Bantarjati, mulai dari kakek, ayah dan saya serta adik2.
    Kabarnya kakek saya berasal dari desa jatitujuh. sehubungan beliau sudah wafat, dan saya lost kontak dengan keluarga besar kakek, maka saya tidak tahu silsilah atau arti kata Bantarjati dalam nama saya. adakah kaitannya dengan ki Bagus Rangin..?. Mohon pak Hari Rusli atau Pak Karuhun Padjadjaran untuk informasinya.
    utk mudahnya, mohon utk hubungi saya di fb saya (Ibnu Mahmud), atau email elarisemahmud2@gmail.com.
    atas perhatiannya, saya haturkan terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. bantarjati.. menurut piturur org tua asal kata dari bantal jati dari jenis pohon. jaman dahulu. para waris keturunan kerajaan cirebon dan talaga sepakat membuat kerajaan di utara majalengka dan sebelah selatan indramayu. yg membuka lahan adalah buyut 3 bersaudara buyut waridah buyut sudum buyut arsitem. mereka ditemani kerabat yg lainy termasuk dari keraton kasepuhan dan kanoman. mereka menjadikan batang jati menjadi bantal. sehingga tempat itu bernama bantarjati. sya pun tinggal di bogor namun selalu singgah di buyut bangin sukawana buyut dales buyut kadong biyawak dan buyut arsikum/arsitem sumber jatitujuh. semoga kita bisa jetemu saat ziarah.

      Delete
    2. #buyut sidum/Rd Kidang Pananjung putra buyut Pangeran Maulana Syarif Arifin bin Png. Walangsungsang

      Delete
  4. mohon informasi nasab buyut mes winong pangkalanpari nasab ke atasnya kemana,kami tahu dari cerita keluarga beliau pindah ke winong setelah tragedy perang kedongdong ,sebagaimana kibuyut arsitem menetap di sumber,mhon infonya。wassalam

    ReplyDelete
    Replies
    1. hapura kng gagak mayak... menurut pitutur orang tua winong dan sekitarnya masih keturunan pangeran pagertoya. beliau ini putra sulung buyut pangeran manggana jati /buyut terusmi bin syarif hidayatullah.

      Delete
  5. mohon maaf kang, antara penjelasan dan pohon sislsilaah yang d posting kenapa berbenturan

    ReplyDelete
  6. Iya, Cerita masalalu senantiasa menyisakan kontroversi dan perbedaan.
    Ada kurang lebih sekitar 12 Cabang Atau Fan Ilmu yang Harus kita kuasai untuk mendukung Obyektifitas sebuah Sejarah Masalalu, Karena sudah menjadi Hal yang lumrah kalau cerita masalalu Para Buyut kita itu di 'susupi' Dongeng-dongeng Lisan yang terkadang merusak Sejarah itu sendiri.
    Ketika cerita atau Kisah Masalalu dari para buyut kita itu di Uji dengan menggunakan 12 fan Ilmu itu, ternyata hasilnya memang Awut-awutan.
    Hampura..
    Melestarikan budaya dengan tanpa mengotorinya dengan dongeng diluar logika, supados teu agul ku payung butut.

    ReplyDelete
  7. Silsilah sama cerita nyaa kok beda jauh..saya dr sumber anak cucu kibagus arsitem/buyut arsitem ..salam kenal

    ReplyDelete
  8. ijin Kng Hari... sy senang leluhur sy jadi diskusi kajian perjuangan. sekarang sudah waktunya membuka sejarah gedong peteng. yg dari dulunya leluhur kita sengaja menyimpangkan sejarah utk menyelamatkan keturunannya. bagi kami yg langsung putra warisnya dibekali apa2 yg disimpangkan utk strategi perang dan apa2 yg sebenarnya sesuai kenyataanya. buyut walangsungsang ingin ada waris istana caruban nagari dari garis darah beliau. setelah gagal menikahkan buyut pakungwati dg buyut gunung jati karena tdk menghasilkan putra. buyut walangsungsang menikahkan putrinya dari istri lain yaitu ratu raras kanda. buyut walangsungsang ganti nama ki gedeng jati dan putrinya menjadi rara jati. pernikahan ini melahirkan pangeran manggana jati/buyut terusmi. dan gagal memperoleh waris tahta di era pamgeran pasarean/p muh. arifin. buyut walangsungsang juga ingin mebangun negeri baru bernama panca tengah. melalui putranya pangeran maulana syarif arifin/buyut sambeng memulai karya dari ligung dan logistiknya di bantu buyut gunungjati yg pedatinya masih ada di desa kerangkeng. pernah diceritakan saat membawa logistik utk tebang hutan kejebak lumpur dan di bantu oleh pangeran surataka/ki taka kejiwan. diceritakan juga wiralodra diarahkan ki sidum/pangeran kidang panajung ke hulu cimanuk karena daerah bantarjati akan jadi negara baru. dari buyut pangeran maulana ini memiliki putra yg banyak.1 pangeran tambak baya/ki waridah 2 pangeran kidang pananjung 3 Scayudha/Arsitem 4 Surantaka/ki taka 5 scadilaga/danasari sumber lor. Buyut Arsitem sumber lor itu putra buyut arsitem pake nama bapaknya agar mengelabuhi belanda. nama aslinya raden arimba/arsikum/arsitem beliaulah penulus strategi perang kedongdong mujahidin pro alulbait/mujarobat. Buyut surataka mengabdi di keraton kasepuhan buyut arsikum di keraton kanoman dan di berinama pangeran sukmajayadiningrat. beberapa penutur buyut arsitem keturunan kasepuhan padahal bukan. buyut arsitem lah yg membunuh jendral belanda di palimanan karena rama nya buyut maulana syarif atifin di ancam mati dan lari ke ligung/lindungane wong agung. inilah pemicu perang kedongdong. kalo menang perang maka yg jadi rajanya adalah pangeran tambak baya.senopati saat itu buyut arsitem sedang buyut sidum fokus di pertanian dan buka lahan baru. era pangeran atas angin/buyut sentayem/ki selapah/kaduagung yg jadi panglimanya raden soleh melarikan ke bogor ikut membantu perang di batavia bang pitung dan raden suban atau sinar paseban senen jkt itu jejak perjuangan raden soleh. era bagus serangin kalo menang perang rajanya pangeran bagus bangin.era pangeran antakesuma/buyut sidong/buyut dales/syarif abdurahman yg jadi panglimanya buyut sena/senapati. era buyut kadong/pangeran suryajayadiningrat/Ki Yahya senapatinya sdh tdk terlihat lagi. kami keturunanya memahami apa yg orangtua kami ajarkan antara strategi gedong peteng dg kenyataanya. sampai saat ini putra waris raja tetap disembunyikan. yg tampil harus putra kedua yg jadi senopati.

    ReplyDelete
  9. Assalamualaikum... Sedulur semuanya nyuwun pangapurane kalo boleh usul sebaiknya kita sebagai keturunan perlu adakan silaturrahmi pertemuan untuk membahas silsilah dan sejarah Perjuangan Leluhur kita untuk meluruskan, bila perlu kita susun dan buat buku sejarah dan silsilah, dan menjalin tali persaudaraan kita semua, selain itu anak cucu kita supaya tahu sejarah silsilah dan kenal tahu sedulur-sedulurnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya Ahmad Yani bin H. Sargan Desa Tugu Kec. Lelea indramayu

      Delete
    2. Salam kenal saya Abdul restu Singgih dari desa Telagasari kec. Lelea kab Indramayu

      Delete
  10. Gimana usul saya Karuhun Padjadjaran? Dan kang hari?

    ReplyDelete
  11. Karena saya juga salah satu keturunan dari Ki Bagus Arimba/Arsitem/ Pangeran Sukmajayadiningrat Sumber Jatitujuh dan ki Bagus Zenal Wangsanata

    ReplyDelete
  12. Dan ini alamat email saya : ahmadyani1169@gmail.com

    ReplyDelete
  13. DITUNGGU kabarnya semua matur kesuwun 🙏🙏

    ReplyDelete
  14. Assalammu allaikum... Mf... Punten... Saya mau tanya... Karna saya kurang pengetahuan tentang sejarah leluhur saya... Kalau silsilah dari bagus srukun... Datu bagus karib... Datu bagus cipluk.. Bagus nur jati dan nyi buyut bagus jatem... Ke atasnya kemana y... Katanya masih keturunanya ki buyut bagus Arsitem sumber... Mohon penjelasaannya... Ini adalah buyut kami dari desa Tempel yang membuka hutan pilang jadi padukuhan di bantaran x cilengrah sungai cibuaya.

    ReplyDelete
  15. Ass..kang Sasmita di karawang ada makam kyai ki bagus daka/kiyai tubagus daka menurut kabar bliu putra ki bagus serit...mana terang mohon sdikit info nasab ki bagus serit....nuhun

    ReplyDelete
  16. Ass..kang Sasmita di karawang ada makam kyai ki bagus daka/kiyai tubagus daka menurut kabar bliu putra ki bagus serit...mana terang mohon sdikit info nasab ki bagus serit....nuhun

    ReplyDelete
  17. Ass..kang Sasmita di karawang ada makam kyai ki bagus daka/kiyai tubagus daka menurut kabar bliu putra ki bagus serit...mana terang mohon sdikit info nasab ki bagus serit....nuhun

    ReplyDelete
  18. Ini mo konfirmasi saja, keturunan ki bagus rangin entah dari istri yng mana. Anak keturunan versi pasir ipis kertajati. Kibagus rangin punya anak buyut sakiman,suradipa dan wiradipa. Yng kedua terahir katanya bentuknya harimau. Buyut sakiman punya anak 4, buyut seren atau pangeran karamat jaya ujungjaya,buyut arwana pasiripis dan 2 buyut di indramayu. Mohon infonya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemarin saya kemakam keramat buyut sakiman buyut sakiman di silsilah tertera punya anak lima, buyut Ardam manggungab,buyut karimpen bajurang, buyut darsem pecuk, buyut seren, buyut Arwan pasiripis.. mohon penjelasan informasi silsilah yang validnya

      Delete
  19. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  20. Assalamualaikum,,, ngaos tur dilenyepan katangena agan @karuhun pajajaran seeur refrensina tur penjelasana kahartos,,,, pribados sanget hoyong uninga silsillah pangeran atas angin kaluhur oge balaputra bagus bangin , manawi aya rurundayan anu kagungan nami sumapraja nu rundayana di daerah conggeang sumedang

    , tabe pun haturnuhun

    ReplyDelete
  21. Klo Natadipraja katanya putra kiarsitem bener gk

    ReplyDelete
  22. Klo Natadipraja katanya putra kiarsitem bener gk

    ReplyDelete
  23. Syekh natadipraja bin Kibagus Ariamba/p.sukmajayadiningrat(kiarsitem/kiarsikum)bin kibagus demang secayuda(sandar) bin kibagus sidum/kiageng sada(ligung majalengka) bin kibagus warida/p. Tambak baya(cisambeng) bin MBAh buyut sambeng/kigeden pasir(cisambeng) bin panembahan paseh 2. bin panembahan paseh 1. bin p.maulana Syarif arifin bin p. walang sungsang/mbah kuwu sangkan cakra buana Cirebon bin Sri baduga maha Raja Prabu siliwangi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. sampurasun , kang manawi dina rundayan ki bagus BAngin kagungan putra SUMAPRAJA, sareng ari ramana bagus BAngin kagungan nami SADURI haturnuhun

      Delete
    3. Silsilah ini rancu,mbah kuwu/pangeran Walangsungsang punya anak laki2 cuma 1,yaitu pangeran arya cirebon girang,syarif arifin itu putra sunan gunung jati..
      Dan dari mbah kuwu ke buyut arsitem itu setidaknya 10 generasi

      Delete
  24. Assalamu'alaikum maaf mau tanya sial silsilah keturunan saya keturunan dari buyut saambeng eyang buyut Syaikh maulMau Arifin, buyut pasir beling (pasiripis) eyang Zaenal Abidin, buyut Cilandak eyang buyut masli bisa dijelaskan ssilsisi tersebut apakah masih sangkut pautnya dengan eyang bangin

    ReplyDelete
  25. Assalamualaikuam.. mohon maaf para sedulur, apa ada yg tahu tentang Kiai Asro Rejiang Losarang Indramayu ? ada yg mengatakan bahwa beliau keturunan Ki Arsitem. Maturnuhun

    ReplyDelete
  26. Assallamu'allaikum
    salam kenal sedulur saya muhammad agung subakti dari desa kadurama ciawi gebang kab kuningan.
    sekali lagi salam hangat sedulur sedulur🙏

    ReplyDelete
  27. Assalamualaikum kang mohon penjelasan silsilah buyut sakiman pasiripis. Apa ada anaknya yang di bajurang/babajurang yaitu buyut karimpen. Mohon penjelasan sisilahnya.. saya munadi dari cikedunglor cikedung

    ReplyDelete
  28. Assalamualaikum kang saya dari Lelea, apa masih ada kaitanya sesepuh Lelea dengan Ki Kuwu arsitem, kenapa demikian karena Lelea merupakan pendukung pergerakan ki bagus rangin, terimakasih...kang.

    ReplyDelete
  29. Asalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Sampurasun kang mohon apabila ada yg mengetahui silsilah keturunan dari kibagus sidong / syarif abdurrohman mohon dicerahkan. Karena di kampung kami tepatnya blok. Lebu kel. Sunyaragi kota. Cirebon terdapat situs makam kramat yg dijuluki Kigede lebu dan terakhir mendapat keterangan beliau bernama Raden.Syarif Abdurrahman bin Pangeran sabrang larangan. Matur kesuwun. Wasalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Sampurasun

    ReplyDelete
  30. Admin kurang teliti baca teks silsilah dari raden kholil, Pangeran jaya negara/Sayikh idrus itu adik dari surya negara.

    ReplyDelete