Saturday, October 8, 2016

Pencemaran Air



PENGERTIAN PENCEMARAN AIR

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. (wikipedia)
Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENKLH/II/1991, yang dimaksud dengan pencemaran air ialah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang merubah kualitas air baik masuk atau dimasukkan adalah bentuk pencemaran air.
Kita tahu bahwa air adalah komponen yang penting dari kehidupan. Segala macam aktivitas manusia dan organisme hidup tak akan berlangsung tanpa air. Air merupakan suatu senyawa yang tersusun atas molekul hidrogen dan oksigen. Sifat air adalah zat cair yang memiliki titik didih pada suhu 100° celcius. Air berbentuk cair pada suhu kamar, gas (uap) pada suhu titik didih dan diatasnya, serta berbentuk padat pada suhu minus. Air mengikuti wadah yang ditempatinya, dan air berfungsi sebagai pelarut dalam suatu reaksi kimia atau pengolahan. Air digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari konsumsi, kebersihan, dan lainnya. Air merupakan salah satu habitat bagi beberapa organisme perairan. Syarat air yang dapat dikonsumsi ialah tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.
Artinya, air yang paling baik untuk konsumsi ialah tidak mengandung partikel lain selain hidrogen dan oksigen. Laut merupakan sumber air yang ada di bumi, siklus air yang terjadi di alam membuat kandungan mineral air laut menguap dan mengendang melalui proses penyulingan yang terjadi di dalam tanah. Tidak semua air dapat dikonsumsi. Hal ini karena kandungan air dalam suatu sumber air sangat beragam, hal ini di dasarkan pada komponen tanah sehingga memengaruhi kandungan mineral, kandungan organisme, dan lainnya. Masuknya partikel zat / organisme yang dapat memengaruhi kandungan air tentu dapat membuat kualitas air menurun. Dengan demikian apabila zat pencemar memasuki sumber air dapat merubah kualitas hidup manusia.
Tercemarnya air memberikan banyak dampak merugikan bagi lingkungan, kesehatan manusia, dan berbagai makhluk hidup di bumi. Dampak pencemaran air diperlukan cara-cara yang dapat mengatasi atau menanggulangi yang dimulai dari mengenal penyebab pencemaran air. Pencemaran air adalah masuknya bahan pencerna (polutan) ke lingkungan air. Polutan dapat berasal dari limbah industri, rumah tangga, dan pertanian. Limbah cair atau air limbah merupakan air buangan yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan manusia, seperti kegiatan rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, pertambanan, dan lain-lain yang dibuang ke perairan dan dapat menurunkan kualitas perairan. 

PENYEBAB PENCEMARAN AIR

Air memiliki kemampuan untuk melakukan pembersihan secara alami akan partikel – pertikel yang masuk ke dalamnya melalui proses penguraian yang dibantu oleh bakteri. Namun, senyawa – senyawa pencemar kini yang masuk ke dalam perairan jumlahnya lebih dari ambang batas kemampuan air itu sendiri. Sehingga, air tidak mampu mempertahankan kualitasnya oleh zat – zat pencemar. Adapun zat pencemar dibedakan menjadi dua yaitu degradable atau yang dapat dirombak dan nondegrabale yaitu senyawa yang tidak dapat dirombak oleh aktivitas bakteri. Bermacam – macam senyawa yang mencemari perairan disebabkan oleh aktivitas manusia baik dari buangan rumah tangga maupun industri.

a.      Buangan limbah rumah tangga
Aktivitas rumah tangga menghasilkan limbah buangan yang masuk ke perairan. Limbah ini berasal dari senyawa – senyawa yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi, mandi, cuci, kakus. Limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga tak hanya melulu tentang buangan yang dihasilkan oleh rumah penduduk, namun juga yang berasal dari rumah sakit, rumah makan, dan lainnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Menkes/Per/Viii/77 Bab 1 Pasal 1 yaitu buangan rumah tangga adalah buangan yang berasal bukan dari industri, melainkan berasal dari rumah tinggal, kantor, hotel, restoran, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar, pertokoan, dan rumah sakit.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat limbah yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga menjadi meningkat. Tak ayal jika pencemaran air yang terjadi pun semakin tinggi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Di beberapa daerah di Indonesia masih memiliki kebiasaan yang buruk yakni membuang kotoran di sungai yang mana sungai tersebut adalah sumber air yang digunakan warga sebagai pemasok kebutuhan dari konsumsi dan kebersihan. Hal ini tentu akan meningkatkan pencemaran air dengan meningkatnya mikroba penyebab penyakit. Menurut data survey yang dilakukan oleh Cogeskel pada tahun 1943, menemukan bahwa 5% – 10% entamoeba (penyebab diare) dan 25% cacing kremi, cacing pita, dan cacing tambang berasal dari kotoran penduduk. Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa kotoran yang mencemari air merupakan penyebab dari berbagai penyakit yang dapat menginfeksi manusia itu sendiri.

b.     Aktivitas industri
Meningkatnya industri di indonesia dibarengi dengan meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan, terutama limbah cair yang dibuang melalui aliran air. Minyak adalah salah satu contoh limbah cair yang populer dari aktivitas industri. Pengawasan yang terkesan seadanya dan tindakan yang tidak tegas membuat banyak Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam aliran air limbahnya yang banyak mengandung unsur logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. Seperti terjadi di sungai citarum banyak limbah pabrik yg mengalir sana. Tidak adanya pengolahan limbah industri yang langsung dibuang ke perairan berdampak pada komposisi air di wilayah tersebut. Tercemarnya badan air oleh minyak dapat menyebabkan kematian bagi organisme di sekitarnya. Masalahnya ialah minyak, tidak dapat menyatu dengan air. Dengan demikian sangat sulit untuk memisahkan zat tercemar tersebut.


c.      Limbah pertanian
Negara kita merupakan negara agraris, sebagian penduduk indonesia masih mengandalakan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas penggunaan pupuk dan pestisida dalam pertanian dapat mencemari badan air sekitarnya. Penggunaan Pupuk yang berlebihan dapat meningkatkan kandungan nutrien (Nutrien atau hara adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme. Nutrien biasanya dikategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel ) yang tinggi hingga dapat mengarah pada eutrofikasi (Eutrofikasi adalah suatu proses di mana suatu tumbuhan tumbuh dengan sangat cepat dibandingkan pertumbuhan yang normal. Proses ini juga sering disebut dengan blooming. Dengan kata lain merupakan pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air).  Pasalnya, senyawa – senyawa organik yang berasal dari pupuk atau pestisida langsung ataupun tidak langsung dapat berdampak pada keseimbangan ekosistem dan juga kesehatan manusia itu sendiri.

DAMPAK PENCEMARAN AIR
Adapun dampak yang terjadi akibat pencemaran air ialah sebagai berikut:
1.     Bencana Banjir
Timbulnya Endapan, Koloid dan Bahan Terlarut : Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari bahan-bahan buangan industri, obat-obatan, dan pupuk pertanian. Bahan tersebut dapat menghalangi cahaya matahari ke perairan sehingga proses fotosintesis tumbuhan air terganggu ini mengakibatkan berkurangnya tumbuhan air atau dengan kata lain tumbuhan air menjadi langka. Bahan industri berupa logam berat, seperti air raksa, kadmium, dan timbel, logam tersebut dapat diserap oleh tumbuhan air. Di dalam tubuh tumbuhan, logam tersebut tidak dapat diuraikan dan menumpuk di dalam jaringan lemak tubuh. 

Menumpuknya sampah di perairan dapat menghambat arus air. Pada musim penghujan, dimana sungai tak mampu menampung pertambahan debit air yang masuk akibat adanya sumbatan sampah. Oleh karena itu, banjir pun tak dapat terhalangi. Banjir merupakan penyakit yang masih menjadi PR besar bagi beberapa wilayah indonesia salah satunya adalah DKI Jakarta. Pemerinta telah berupaya untuk mengatasi masalah yang belum kunjung selesai. Tanpa keikutsertaan penduduk setempat, maka masalah ini terus akan menjangkiti kita semua.

2.     Penyakit menular
Perubahan Warna, Bau, dan Rasa : Syarat air yang dapat dimanfaatkan manusia adalah tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Dengan adanya buangan limbah industri yang terlarut dalam air maka air di perairan menjadi berwarna, berbau, dan berasa. Sering kali limbah industri yang berwarna dan berbau itu mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi organisme akuatik. Selain itu, bau juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang tinggal di sekitar perairan yang tercemar. 

Meningkatnya mikroba patogen tertentu di sumber air yang tercemar tentu akan menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, deman berdarah, malaria, typus, dan lainnya. Hal ini di karenakan air yang tercemar tersebut merupakan air yang digunakan untuk konsumsi dan memenuhi kebutuhan lainnya (mandi, cuci, kakus). Membuang kotoran di sumber air tentu akan meningkatkan bibit penyakit di dalamnya.

3.     Rusaknya ekosistem
Air merupakan habitat bagi organisme perairan seperti ikan, golongan invertebrata, tumbuhan air, dan lainnya. Air yang tercemar dapat merusak keseimbangan ekosistem yang artinya mengancam kehidupan organisme perairan. Perubahan Tingkat Keasaman (pH) : Tingkat keasaman (pH) optimal untuk kehidupan organisme antara 6,5-7,5. Limbah industri, rumah tangga, dan pertanian di perairan akan memengaruhi konsentrasi ion-ion hidrogen sehingga pH air akan berubah. Mungkin di atas 7,5 atau dibawah 6,5. Hal ini akan mengganggu kehidupan organisme akuatik.  Limbah pertanian (pupuk) dan peternakan (kotoran hewan) dapat mengakibatkan pengayaan nutrien di lingkungan perairan (misalnya sungai dan danau) yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi dapat meningkatkan kesuburan tumbuhan air. Karena melimpahnya tumbuhan air, maka banyak yang tidak termakan oleh konsumen dan akhirnya mati mengendap di dasar perairan dan menyebabkan pendangkalan. Detritivora menggunakan sebagian besar oksigen untuk menguraikan sisa-sisa tumbuhan air yang mati, sehingga biota air, termasuk ikan, akan mati karena kekurangan oksigen.

Sebagai contoh, masuknya limbah pupuk ke dalam suatu badan air dapat menyebabkan suburnya tumbuhan air seperti alga atau eceng gondok. Dengan demikian, tumbuhan air akan memenuhi permukaan air. Kondisi demikian tidaklah menguntungkan bagi ikan, udang, atau lainnya yang tinggal di dalam air. Pasalnya, meningkatnya tumbuhan air yang memenuhi permukaan akan menurunkan kandungan oksigen terlarut dalam air yang berarti ikan dan udang akan mengalami deoksigenasi (kekurangan oksigen). Selain itu, rapatnya tumbuhan air dapat menghalangi cahaya matahari untuk tembus ke dalam air yang menyebabkan suhu di dalam air akan semakin rendah.

4.     Mutasi organisme
Menumpuknya senyawa kimia tertentu dapat memicu terjadinya mutasi pada makhluk hidup. Contohnya limbah pestisida yang mengandung DDT yang mencemari suatu perairan dapat terakumulasi pada organisme (semakin tinggi tingkatan organisme maka kandungan DDT pada tubuhnya semkin banyak). DDT dapat memicu perubahan hormon pada laki – laki. Efeknya ialah munculnya sifat feminisme pada laki – laki yang terdapat DDT dengan memakan ikan dari air yang tercemar zat tersebut.

 



CARA MENCEGAH DAN MENGATASI PENCEMARAN AIR

Untuk mengatasi masalah pencemaran tentu diperlukan koordinasi baik antara penduduk dengan pemerintah. Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran seharusnya menjadi teguran bagi kita semua untuk berbenah. Kualitas hidup ditentukan dari kualitas air, oleh karena itu kita semua wajib bertanggungjawab untuk menjaga kualitas air tetap layak menjadi sir kehidupan kita. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakuakan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air:
1.     Kesadaran diri sendiri
Awal perubahan itu dimulai dari diri sendiri.  Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar, tidak membuang sampah ke sungai, mengurangi intensitas limbah rumah tangga. Dengan membiasakan diri untuk menjaga kebersihan air dengan tidak membuang sampah di sungai contoh kecilnya dapat ditularkan kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama.


2.     Bioremediasi
Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem, contohnya dengan Bioremediasi. Bioremediasi merupakan upaya mengatasi limbah cair dengan menggunakan mikroorganisme. Minyak merupakan limbah yang tidak dapat diatasi dengan mudah, oleh karena itu dengan menggunakan bakteri yang mampu merombak minyak ini menjadi solusi untuk menghilangkan tumpahan minyak di badan air. Adapun mikroorganisme yang digunakan merupakan bakteri yang mampu merombak senyawa limbah dan tidak menyebabkan penyakit. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.

3.     Menanam Pohon
Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal. Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.

4.     Aturan yang tegas
Adanya penyuluhan bagi masyarakat umum untuk senantiasa menjaga lingkungan air kemudian undang – undang yang mengatur pembuangan limbah cair oleh industri semua itu hanya komponen pemerintahan yang dapat membuat kebijakan. Diharapkan dengan adanya aturan yang mengikat, dapat menjadi titik ukur bagi segenap bangsa untuk mulai berbenah. Awasi dan tindak tegas bagi pelanggar aturan merupakan upaya untuk tetap menegakkan apa yang telah dikomitmenkan kepada alam.
Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, menetapkan beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang bisa diterapkan oleh kita.
Beberapa cara penanggulangan pencemaran air tersebut di antaranya sebagai berikut:
1.  Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
         Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
         Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
         Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
         Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM (Environmental Pollution Control Manager).




MAKLUMAT REVOLUSI SUNGAI JAWA BARAT
1.      Pengelolaan Sungai Berbasis Kepada Adat Istiadat dan Budaya Setempat.
2.      Pengelolaan Sungai Berbasis Karakteristik Masyarakat dan Geografis Serta Ekosistem Secara Komperhensif, Terintegrasi Dalam Masyarakat Paguyuban Sungai Jawa Barat.
3.      Pengelolaan Sumber Daya Air Melalui Kelembagaan Nasional Yang Mempunyai Otoritas Penuh Secara Terpadu, Sistematis dan Berkelanjutan.
4.      Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan Nasionalisme dan Kemandirian Bangsa.
5.      Penegakan Hukum Lingkungan Secara Tegas, Lugas dan Berkeadilan.
                                                                                             Karawang, 07 Agustus 2016
                                                                                             Kongres Sungai Jawa Barat.

Sekian uraian mengenai pencemaran air, semoga dengan membaca artikel ini kita semakin sadar akan pentingnya menjaga kualitas air. Stop pencemaran!!!

No comments:

Post a Comment