Makna Filosofi Tari Topeng
![]() |
Topeng Kelana |
Makna
filosofi tari topeng merupakan bentuk kesenian wayang kulit, berikan dan
ronggeng. Menurut suluks The Mystical
Poetry Of Javanese Muslims (41 suluks / lor 7378) wayang merupakan cerminan
dari syareat “pawayanganira suha pribadi
anenggu je paesan sarengat” sementara makna filosofi borongan atau dalam
terminology kesenian Cirebon sering disebut barikan, merupakan cermin dari
ajaran Thoriqoh (tarekat) “borongan galak ambuburoni // anenggu je
paesan tarekot”. Adapun topeng merupakan cermin dari ajaran hakekat “topeng angleger sedheng mangsaning bedug //
denya mung // paesan hakekat kang sebenere // sinawung ripta adnin patopengan//”,
dan ronggeng merupakan cermin dari ajaran ma’rifat “gamelan ronggeng ngumplung ing wengi // ronggeng paes wis ngadi warna
// pepek pengayon – ayone // denya sida anenggu // paesaning ma’rifat sejati//.
Adapun
menurut naskah Nyai Mutasiyah yang diedisi oleh Salana makna dari lima wanda
topeng tersebut merupakan proses pertumbuhan manusia dari sejak dia lahir
kedunia hingga dewasa, berikut tahapan dari proses pertumbuhan itu:
1. Panji gambaran dari bayi yang baru lahir, bersih
suci tanpa dosa.
2. Pamindo
atau samba gambaran dari masa anak-anak yang penuh dengan canda ria.
3. Rumyang
atau parumiyangan adalah gambaran dari masa peralihan (miyang / transisi)
4. Tumenggung
gambaran dari sepak terjang orang yang sudah dewasa.
5. Kelana
atau Ruwana gambaran dari orang yang sudah mencapai puncak kemapanan secara
fisik.
Sedangkan
menurut perkembangan spiritual urutan makna tari topeng justru sebaliknya
dimulai dari kelana, tumenggung, rumyang, pemindo dan panji. Pemaknaan secara
spiritual ini merujuk pada ajaran tawasuf Cirebon yang dikutip dari kitab Babon Petarekatan yang ditulis oleh
Pangeran Muhammad Arifuddin Kusuma Bratawirdja, adapun rinciannya adalah
sebagai berikut :
- Ruwana
atau kelana merupakan gambaran dari manusia yang belum mengenal agama. Dia
tidak ada bedanya dengan binatang atau manusia yang hidup di hutan. Yang dianut
adalah hukum rimba sebab secara etimologi kata Ruwana berasal dari kata
Rohwana, roh berarti “darah” atau “karakter” wana artinya “hutan”.
Topeng Tumenggung - Tumenggung
merupakan gambaran dari manusia yang sudah mengenal aturan atau syariat.Secara
fisik sudah sempurna tetapi secara sprititual baru memasuki babak baru
pemahaman mengenai hukum Allah, tetapi baru mengenal kulitnya.
Topeng Rumyang - Rumyang
merupakan gambaran dari manusia yang sedang mendalami esensi dari ajaran
syariat yaitu sedang mencoba memahaminya lewat jalan yang lebih baik khusus
yang dikenal dengan ajaran thoriqoh atau tarekat. Tahapan ini mulai memasuki maqom martabat insan.
Topeng Samba atau Pemindo - Samba
atau pemindo merupakan gambaran dari insan yang sudah menemukan esensi dari
arti kehidupan yang hakiki sehingga sudah mencapai kedudukan martabat insan kamil.
Topeng Panji - Panji berarti “Mapan Ning Kang Siji” sudah mantap dalam melakukan pendekatan dengan yang Maha Suci sehingga apa yang dilakukannya hanya atas yang dikehendaki oleh Allah. Manusia seperti ini adalah manusia yang sudah sempurna “Hablum Minallah” sehingga disebut insan kamil mukamil, karena sudah ma’rifat dengan Allah Swt.
No comments:
Post a Comment