Jenis-Jenis
Topeng Atau Kedok Yang Dikenakan Dalam Sebuah Pagelaran
Dalam
sebuah pagelaran jenis – jenis topeng yang dikenakan para penari dapat
dibedakan menjadi dua jenis pertunjukan, yaitu :
A. Pertunjukan
Topeng Cilik
Topeng cilik
atau sering disebut juga topeng Babakan
karena terdiri dari lima babak pertunjukan yang menggunakan lima jenis wanda
topeng yang berbeda, sering pula disebut dengan pagelaran Topeng Pancawanda. Adapun kelima wanda tersebut adalah :
1. Panji
2. Samba
atau Pemindo
3. Rumyang
atau Perumiyangan
4. Tumenggung
magang diraja
5. Ruwana
atau Kelana
Pada jaman dahulu kala menurut Ki Sujana Ardja,
masing-masing jenis tarian berdurasi hampir satu jam penuh, bahkan bisa lebih.
Disela-sela pergantian antara satu jenis tari ke tari yang lainnya ada jeda
(interval) yang di isi oleh para bodor. Adapun bodor-bodor tersebut adalah:
1. Aki-aki
(kakek-kakek)
2. Pentul
( pawongan atau pembantu laki-laki_
3. Tembem
(pawongan perempuan atau emban)
Isi
dialog yang disampaikan oleh bodor tersebut adalah :
a. Penjelasan
tentang makna filosofi dari tarian yang dibawakan sebelumnya. Disini misi
dakwah yang disampaikan lewat gerakan tari topeng disampaikan dalam bentuk
senda gurau yang santai sehingga penonton tidak terasa bahwa mereka sebetulnya
sedang mendengarkan ceramah agama.
b. Kritik
sosial yang sedang berkembang pada masa itu, yang disampaikan dengan cara
sindiran kepada panjak, penonton bahkan pemerintah yang berkuasa.
c. Menghantarkan
jenis tarian yang akan dibawakan berikutnya. Bodor juga menyampaikan nama jenis
tarian dan siapa penari yang membawakannya.
d. Meminta
apresiasi langsung kepada penonton dalam bentuk dukungan aplus berupa tepuk
tangan dan pemberian sawer. Sawer biasanya dalam bentuk uang atau rokok.
B. Pertunjukan
Topeng Gede
Ada dua jenis pertunjukan topeng
gede, keduanya dibedakan berdasarkan jenis lakon yang dibawakannya. Jenis lakon
tersebut bersumber dari lakon Panji Semirang, lakon Menak, dan lakon Wayang.
Untuk lakon yang bersumber dari lakon
Panji Semirang atau lakon menak sering disebut dengan tertunjukan topeng lakon,
adapun lakon yang populer untuk topeng lakon adalah lakon Jaka Bluwo dan Amir
Ambyah atau Wong Agung Menak. Untuk topeng lakon kedok-kedok yang digunakan
adalah :
-
Panji - Jinggan anom
-
Pemindo - Tambang tinangkur
-
Pemindo gimbal - Cantrik
-
Pemindo galuh - Aki-aki
-
Tumenggung - Pentul
/ Jaka Bluwo
-
Patih - Jekinem
-
Kelana - Senting Praya
-
Rumyang - Minak Jinggo
-
Ratu / dropada
Sedangkan
untuk topeng atau kedok wayang wong adalah :
-
Panji (Darmakusuma) - Anggada
-
Bhima - Anila
-
Arjuna - Semar
-
Nakula (pemindo) - Togog
-
Sadewa (pemindo) - Cungkring
-
Sumbadra - Pentul / Gareng
-
Srikandi - Emban / Jekinem
-
Kresna - Drona
-
Sencaki - Sangkuni
-
Karna - Jatayu
-
Gatotkaca - Naga
-
Rahwana - Celeng
-
Patih - Srigala
-
Drupada (ratu) - Buta
Buntut
-
Suyudana - Buta Ludeng
-
Baladewa
-
Brajamusti
-
Nirtakawaca
-
Dursasana
-
Ombakarna
-
Patih Plasta
-
Prakakesa
-
Buta Encung
-
Cakil
-
Sokasrana
-
Buta Aki-aki
-
Buta Serpa
-
Buta jatasura
-
Buta lembusura
-
Sarag / Permoni
-
Cantrik
-
Subali
-
Sugriwa
-
Anoman
Lakon – lakon yang sering
dipagelarkan dalam wayang wong adalah lakon Jaya
perbangsa atau lakon gaotokaca gugur. Lakon ini adalah lakon pertama yang
dipagelarkan oleh pendiri wayang wong yaitu Ki Gumer. Ki Gumer juga salah satu
veteran dari Perang Kedondong. PH vander kemp sendiri menyebutnya dengan
istilah Pemberontakan Santri tahun 1818. Menurut Ki Sujanapriya yang beliau
dengar dari gurunya Ki Kandeg. Ki Gumer merupakan sahabat dari Ki Bagus Rangin
atau Pangeran Bagus Karangangin, salah seorang yang panglima Perang Kedongdong.
Lakon lainnya yang sering dibawakan adalah Bambang Purwa Lempita, Godog Rante,
kresna Malangdewa dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment